SHARE

Raja Charles III resmi dinobatkan sebagai Raja Inggris menggantikan mendiang Ratu Elizabeth II. Acara penobatan digelar penuh dengan musik dan simbolisme di Gereja Westminster Abbey, Sabtu (06/05/2023).

CARAPANDANG - Raja Charles III resmi dinobatkan sebagai Raja Inggris menggantikan mendiang Ratu Elizabeth II. Acara penobatan digelar penuh dengan musik dan simbolisme di Gereja Westminster Abbey, Sabtu (06/05/2023).

Pria berusia 74 tahun itu naik tahta setelah kematian ibunya, yang meninggal pada September 2022. Ratu Elizabeth II yang berusia 96 tahun itu adalah pemimpin Inggris yang paling lama memerintah.

Charles diproklamasikan sebagai raja Inggris dua hari kemudian dalam upacara kenaikan yang disiarkan untuk pertama kalinya di televisi.

"Raja gugup. Dia mengutak-atik rumbai di depan jubahnya saat dia berjalan. Saya pikir ini tidak biasa dilihat darinya. Tapi dia telah memikirkan hari ini sepanjang hidupnya. Dia memikirkan setiap detail, apa artinya ini, dulu dia masih kecil ketika ibunya dinobatkan sebagai ratu," kata ahli kerajaan Inggris Shannon Felton Spence, megutip Fox News Digital.

Adapun Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan keluarga kerajaan selalu menjadi percontohan yang baik dari seorang diplomat.

Dia menyebutkan kekuasaan seorang keluarga kerajaan selalu memainkan peran penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan negara lain.

“Keluarga Kerajaan selalu menjadi diplomat kami yang paling efektif dan terkenal dan memainkan peran luar biasa dalam membangun hubungan persahabatan dengan negara lain," kata Jenkins dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (6/6/2023).

Lebih lanjut, Jenkins menceritakan pengalaman keluarga kerajaaan yang sempat berkunjung ke Indonesia pada 2008.

Kunjungan ini bertujuan guna mendorong penekanan emisi karbon, pengetahuan spiritual, serta mengembangkan potensi pemuda di masa depan.

"Pada 2008 Yang Mulia Raja yang saat itu disebut sebagai Pangeran Wales datang ke Indonesia. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mendorong pemahaman yang lebih baik antar agama, dan mempromosikan masa depan rendah karbon yang berkelanjutan dan mengembangkan kesempatan kerja bagi kaum muda," jelasnya.

Kedatangan Raja Charles yang saat itu masih menjadi pangeran dari Wales, hadir berdasarkan undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kala itu, Raja Charles memberikan Presidential Lecture di Jakarta. Selama dirinya berada di Indonesia, Charles juga berkesempatan untuk mengunjungi kota Yogyakarta dan Jambi.

"Atas undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu, The Prince of Wales memberikan Presidential Lecture di Jakarta. Selama berada di Indonesia, ia juga berkesempatan mengunjungi Yogyakarta dan Jambi," ujar Jenkins.

Selain itu, Raja Charles juga disebutkan telah bekerja sama dengan banyak Organisasi secara terbuka untuk mendukung beberapa sektor mulai dari lingkungan, masyarakat pedesaan, seni, kesehatan dan pendidikan.

Oleh sebab itu, Keluarga Kerajaan akan menjadi jembatan mulus bagi hubungan antar negara ketika membahas masalah terkait.

"Penting bagi kami untuk dapat berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah yang telah dibicarakan oleh Yang Mulia Raja dengan penuh semangat. Penobatan Yang Mulia Raja Charles III akan menjadi lebih istimewa karena hal-hal penting tersebut,” pungkas Jenkins.

Sebagai informasi, Charles III dinobatkan sebagai raja Inggris dan 14 negara Persemakmuran lainnya setelah seumur hidup menjadi pewaris mendiang ibunya, Ratu Elizabeth II. Charles III menjadi Raja Inggris tertua di usianya yang telah 74 tahun.



Tags
SHARE