SHARE

Kegiatan belajar mengajar tatap muka (istimewa)

CARAPANDANG.COM – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberikan beberapa rekomendasi terkait rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim yang berencana melakukan Pembelajaran Tatap Muka pada Juni 2021.

Memang, Menteri Nadiem menegaskan bahwa kepytusan diselenggarakannya PTM sudah tidak ada tawar menawar lagi dengan alasan demi pendidikan. FSGI menyimak, keputusan Mendikbud ini diambil saat kasus COVID-19 sedang melonjak pasca libur lebaran.

FSGI juga mencatat, pada peluncuran Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, 2 Juni 2021), Mendikbudristek kembali menegaskan, bagi sekolah yang berada pada zona hijau wajib memberikan opsi PTM Terbatas.

“Padahal sesuai dengan data Satgas Covid 19, per 31 Mei 2021, menunjukkan bahwa hanya ada 8 Kabupaten/ Kota yang berada pada zona hijau dari total 514 Kabupaten/ Kota yang ada di Indonesia. Kalau berdasarkan Peta Risiko ini maka sebenarnya hanya 1,54% Kabupaten/ Kota yang layak melaksanakan PTM Terbatas,” tulis FSGI dalam press rilis yang diterima, Senin (7/6/2021).

FSGI pun menampung keluhan orang tua, dan mengatakan bahwa banyak orangtua khawatir, amankah PTM Terbatas pada Juli 2021 di saat kasus justru sedang melonjak?

Namun, tidak sedikit juga orangtua dan guru  yang mendesak sekolah segera di buka meski kasus melonjak secara nasional. Padahal, program prioritas vaksin kepada guru juga belum tuntas sesuai target di Juni 2021, baru 28% guru yang divaksin se-Indonesia, ini data per 31 Mei 2021. 

Hanya Pemprov DKI Jakarta saja yang vaksin terhadap gurunya mencapai 78%.  Guru yang menolak di vaksin di sejumlah daerah juga dipantau oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dengan alasan khawatir pada efek samping dan fakta bahwa orang yang divaksin masih mungkin tertular COVID-19.

Dari hasil pemantauan FSGI, di sejumlah sekolah pada  sejumlah wilayah terangkum delapan rekomendasi terkait PTM yang akan segera di buka oleh pemerintah.

  1. FSGI mendorong pemerintah daerah tidak membuka sekolah/madrasah pada Juli 2021 jika kasus covid atau positivity rate covid-19 lebih dari 5%.
  2. FSGI mendorong pemerintah daerah tidak membuka PTM di sekolah/madrasah hanya dengan pertimbangan gurunya sudah di vaksin, karena kekebalan kelompok belum terbentuk di sekolah ketika guru di vaksin, namun peserta didik belum divaksin mengingat vaksin anak belum ada;
  3. FSGI  mendorong Pemerintah daerah melibatkan Epidemiolog dan IDAI di daerahnya untuk meminta pertimbangan saat hendak memutuskan membuka madrasah/sekolah tatap muka pada Juli 2021 nanti.
  4. FSGI mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bersama-sama mensosialisasikan kepada para pendidik untuk mau di vaksinasi dan tidak mempercayai hoax yang beredar bahwa vaksinasi covid-19 seolah membahayakan.
  5. FSGI  mendorong Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi/kabupaten/kota perlu melakukan nota kesepahaman terkait pendamping sekolah dalam PTM, dimana sekolah mendapat arahan dalam penyusunan protocol kesehatan/SOP AKB di satuan pendidikan dan sekolah dapat mengakses layanan fasilitas kesehatan terdekat ketika ada situasi darurat, misalnya ditemukan kasus warga sekolah yang suhunya di atas 37,3 derajat  atau ada warga sekolah yang pingsan saat PTM berlangsung;
  6. FSGI mendorong pemerintah pusat tidak memberlakukan kebijakan seragam terkait pembukaan sekolah. FSGI mendukung Pemerintah Daerah yang membuka sekolah tatap muka di pulau-pulau kecil atau wilayah-wilayah pelosok yang kasus covidnya namun tetap menerapkan protocol kesehatan dan siswa yang masuk hanya 50%. Apalagi di wilayah-wilayah ini memiliki kendala besar dalam melaksanakan PJJ secara daring. Artinya, kebijakan membuka atau tidak PTM di Indonesia memang tidak bisa di seragamkan.
  7. FSGI  mendorong  kebijakan BDR atau PJJ harus diperbaiki agar dapat melayani semua anak dan mengatasi turunnya kualitas pendidikan. Selama pandemic, sekolah harus menerapkan PJJ dan PTM secara bergiliran, oleh karena itu Pemerintah tidak boleh berhenti mengevaluasi dan memperbaiki PJJ.
  8. FSGI mendorong PTM diselenggarakan dengan mengedepankan pembahasan pada materi-materi yang sulit dan sangat sulit di seluruh mata pelajaran, serta mengutamakan  materi praktik yang  sulit  didaringkan;