SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Muhammad Bintang Ramadhan, atlet muda dari SLB D YPAC Bali meluapkan kegembiraannya setelah berhasil merebut medali emas pada cabang olahraga (cabor) atletik nomor lomba balap kursi roda di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (O2SN PDBK) tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Perjuangan Bintang tidaklah mudah. Meskipun sejak lahir memiliki keterbatasan fisik, pemuda kelahiran Denpasar, 4 Oktober 2007 ini tidak pantang menyerah dalam meraih mimpinya yaitu menjadi atlet dan mendapatkan medali emas. Tahun 2019 merupakan titik awal bagi perjalanan Bintang menuju puncak prestasi tertingginya.

Ia mulai menekuni olahraga balap kursi roda dan memulai debutnya di O2SN ke-12 yang diadakan di Semarang, Jawa Tengah. Saat itu ia hanya berhasil memperoleh medali perak. “Awalnya saya memiliki minat di bidang olahraga pada angkat berat saat SDLB. Kemudian, masuk SMPLB ada balap kursi roda dan dapat medali perak di O2SN tahun 2019,” ungkapnya saat menerima medali emas, pada Kamis (14/9).

Konsistensi dan semangat pantang menyerah terus dilakukan Bintang. Di masa pandemi, Bintang turut andil menyumbangkan medali perak untuk provinsi Bali di O2SN PDBK tahun 2022. “Setelah itu ada pandemi dan saya kembali mendapatkan medali perak di O2SN. Ketika itu, saya masih penasaran ingin mencoba terus hingga dapat medali emas,” kata Bintang.

Kerja keras Bintang akhirnya terbayarkan pada O2SN PDBK tahun 2023. Untuk pertama kalinya, ia berhasil meraih medali emas pada cabor atletk nomor lomba balap kursi roda dengan catatan waktu 24,08 detik. “Sungguh saya sangat bahagia karena setelah sekian lama saya belum pernah mendapatkan medali emas, akhirnya saya mendapatkannya di tahun ini,” ujar Bintang dengan penuh haru.

Prestasi Bintang tentunya tak luput dari dukungan orang-orang terdekatnya. Mulai dari orang tua, guru, dan pelatihnya yang senantiasa mendukung Bintang untuk memiliki mental juara meskipun dalam keterbatasan. “Keberhasilan ini adalah berkat dari doa dan dukungan orang tua dan keluarga. Lalu pihak sekolah yang selalu mewadahi saya untuk mendapatkan prestasi, dan juga pelatih-pelatih,” ujar Bintang.

Orang tuanya berasal dari Jawa Timur dan merantau ke Bali. Bintang lahir dan dibesarkan di Bali. Ayahnya, Ugik Sugiarto, bekerja sebagai agen sembako. Sementara, Ibunya, Uliyani Rahayu adalah seorang Ibu Rumah Tangga. Kedua orang tuanya selalu memberikan motivasi kepada Bintang agar jangan menyerah dengan keterbatasan.

Adapun capaian prestasi yang diraih oleh Bintang pada cabor atletik nomor lomba balap kursi roda yaitu medali perak pada O2SN tahun 2019, medali perak pada Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Pepapernas) tahun 2019, medali perak pada O2SN tahun 2022, medali perak pada Pepapernas tahun 2023, dan medali emas pada O2SN tahun 2023. “Latihan dan mengatur waktu adalah kunci keberhasilan. Saya selalu menyesuaikan waktu luang untuk latihan jadi harus memanage diri sendiri,” ujar Bintang.

Pemuda yang bercita-cita menjadi atlet balap kursi roda ini juga menitipkan pesan kepada seluruh Sobat Prestasi lainnya di Indonesia. “Harus semangat untuk membanggakan kedua orang tua, sekolah, dan daerah. Yang paling penting dengan prestasi kita bisa melihat kebahagiaan orang tua kita. Terus berlatih dan jangan putus asa dalam mendapatkan apa yang kita inginkan,” tuturnya. dilansir kemdikbud.go.id

Tags
SHARE