SHARE

Ilustrasi (Net)

CARAPANDANG.COM -  Jika anda mengalami lamban dalam berfikir atau lemot berarti kabut otak menyerang diri anda. Kabut otak sendiri bisa dicegah dengan cara mengkonsumi beberapa makan.

Apa itu kabut otak?.  Kabut otak adalah kondisi yang menandakan adanya gangguan kinerja otak. Selain dengan lemot atau kelambanan dalam berpikir, kondisi ini juga ditandai oleh masalah ingatan, konsentrasi yang buruk, dan ketidakmampuan untuk fokus.

Jangan dianggap sepele, karena akan memengaruhi aktivitas harian Anda, misalnya dengan menghambat pekerjaan yang seharusnya telah diselesaikan.

Belakangan, kabut otak disebut sebagai salah satu gejala long Covid-19. Namun, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan tanpa harus ada kondisi yang mendasari.

Faktanya, pola makan juga dapat memengaruhi kesehatan mental, termasuk mengurangi kabut otak. Pola ini bekerja karena adanya hubungan yang unik antara usus dan otak. Interaksi antara makanan dan usus selama proses pencernaan akan berdampak pada otak.

Berikut beberapa makanan yang bisa mencegah lemot dilansir seperti CNNIndonesia.com 

1. Makanan kaya luteolin

Mengutip Today,  penelitian menunjukkan, luteolin, sebagai senyawa antioksidan dan anti-inflamasi, memiliki banyak manfaat untuk mengurangi kabut otak.

Beberapa makanan kaya luteolin di antaranya peppermint, sage, paprika, seledri, dan peterseli. Oregano juga menjadi salah satu makanan kaya luteolin yang bisa Anda konsumsi.

2. Makanan anti-inflamasi

Konsumsi banyak buah, sayur, dan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti pada ikan dan sumber nabati lain. Kacang-kacangan dan minyak zaitun juga bisa menjadi makanan anti-inflamasi yang baik untuk dikonsumsi.

"Peradangan dianggap sebagai dasar dari banyak kondisi mental akhir-akhir ini," ujar psikiater Uma Naidoo.

3. Vitamin C dan asam folat

Orang dengan sindrom kelelahan ditemukan memiliki asupan vitamin C dan asam folat yang rendah. Naidoo menyarankan orang dengan kabut otak juga untuk mengonsumsi makanan dengan kedua nutrisi tersebut.

Vitamin C bisa ditemukan dalam buah jeruk, kiri, dan paprika merah. Sementara folat bisa didapat dari asupan sayuran berdaun hijau tua seperti bayam dan kangkung.

4. Probiotik

Probiotik memberikan bakteri baik yang dapat membantu proses pencernaan. Pencernaan yang baik juga mendukung kesehatan otak atau mental. Pilih makanan fermentasi kaya probiotik seperti kimchi dan yogurt tawar tanpa pemanis.

5. Kopi dan teh hijau

Penelitian menunjukkan, konsumsi 1-2 cangkir kopi dan teh per hari dapat membantu mencegah kabut otak. Kopi kaya akan polifenol dan antioksidan. Sementara teh hijau dapat membantu fokus dan menjernihkan pikiran.

6. Air mineral

Air sangat penting bagi fungsi sel dan sistem tubuh manusia. Air juga memainkan peran utama dalam fungsi otak. Sekitar 75 persen proses yang terjadi di otak dibantu oleh air.

Mengutip Mind Body Green, minum air dalam jumlah yang cukup akan membantu meningkatkan kejernihan mental dan meningkatkan konsentrasi. Orang dewasa disarankan untuk meminum air 2 liter per hari.

7. Makanan berwarna

Sayur-sayuran yang berwarna memiliki kandungan flavonoid yang tinggi. Flavonoid merupakan senyawa antioksidan yang berasal dari tumbuhan. Konsumsi flavonoid dapat mencegah paparan radikal bebas yang berkontribusi pada kondisi kabut otak.

Studi menunjukkan, flavonoid yang ditemukan dalam buah dan sayuran tertentu mampu meningkatkan memori dan fungsi otak. Buah-buahan seperti anggur, delima, stroberi, dan blueberry telah terbukti meningkatkan kemampuan memori seseorang.

8. Makanan kaya quercetin

Quercetin merupakan jenis flavonoid yang ditemukan pada tumbuhan dan bersifat antioksidan. Quercetin punya kemampuan untuk memblokir pelepasan histamin, pemicu utama alergi yang dapat menyebabkan gejala kabut otak.

Beberapa makanan kaya quercetin di antaranya bawang merah, kangkung, dan apel.

9. Dark chocolate

Selain enak, cokelat hitam juga kaya akan antioksidan. Flavonoid dalam kakao telah terbukti meningkatkan aliran darah ke otak, menyediakan pasokan nutrisi dan oksigen yang melimpah.

Penelitian menunjukkan, flavonoid dalam kakao meningkatkan fungsi kognitif dan mengontrol tekanan darah pada orang dewasa, meningkatkan konsentrasi, dan menstabilkan suasana hati.

Tags
SHARE