SHARE

Ilustrasi (Net)

CARAPANDANG.COM- Jika kita berkonsentrasi sebentar dengan akal pikiran secara jernih, maka akan kita temukan beberapa hal yang terpenting dalam fungsi mengenai tugas-tugas pokok yang menjadi tujuan dan sasaran manusia hidup.

Diantara pokok tersebut ada hal yang menyangkut manusia hidup sesuai dengan fitrah sucinya, yakni mencapai kebahagiaan hidup secara harmonis meskipun masih juga di bawah kesempurnaan.

Hidup menurut Islam ada dua tahap, tahap pertama dan tahap kedua, atau lazimnya disebut kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

Jika kita sesuaikan dengan akal pikiran yang sehat, maka akan terasalah betapa logisnya deretan kata tersebut. Seorang professor yang beragama Kristen bernama Wilshom setelah berdialog dengan Prof. Muhammad-Jawwad Cirry  dia mengatakan bahwa agama Islamlah yang sesuai dengan alam pikiran manusia.

Kita bisa mencoba dengan contoh kenyataan tentang kejadian alam semuanya berpasangan. Misalnya ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada penyakit ada juga obatnya, ada bahagia ada sengsara, ada manusia ada ada pula fasilitas yang menghidupinya, ada perbuatan ada juga pembalasan dan seterusnya.

Misalnya lagi, kalau seseorang membuat sesuatu katakana saja kursi, maka pasti ada manusia yang membuatnya, jadi mustahil jika ada kursi tanpa pembuatnya, ada kemauan harus ada kemampuan, ada sesuatu yang masuk ada pula tempat yang dimasukinya dan ada hukum tentu ada pembalasan hukum, hidup di akhirat adalah tempat pembalasan hukum. Jadi sangat mustahil hidup hanya di dunia saja.

Semua contoh diatas telah dinyatakan oleh Islam, yang tersimpul dalam kedua pedoman pokoknya yakni Al-Quran dan Al-Hadist.

Dalam Al-Quran telah dinyatakan dalam beberapa ayat, menjelaskan antara lain bahwa Allah SWT, menciptakan manusia lengkap dengan segala fasilitasnya. Dan juga banyak  ayat-ayat yang menyatakan bahwa manusia itu dijadikan berpasangan. Misalnya laki-laki dan perempuan ditimbulkan rasa saling terpesona dan saling mencintai, lalu terjadilah pernikahan yang kemudian berketurunan.

Menyeru dan membimbing untuk mengabdi kepada Allah, mengajak serta mendorong manusia ikut berpartisipasi dalam membangun mental dan mempersiapkan bahan-bahan untuk sehatnya hidup jasmani adalah sebagai penuntun dan memberi arah yang positif kepada hidup. Dan menuju hidup yang lebih maju dalam segala bidang dan situasi yang dihadapi manusia baik di dunia maupun di akhirat kelak yang sesuai dengan konsep islam, yakni Al-Quran dan Hadist.

Mengabdikan diri kepada Allah, berarti menyerahkan diri secara total terhadap hukum yang ditetapkan sebagai pedoman dalam konsep Islam secara menyeluruh dari ayat demi ayat tanpa kecuali, dan taat menjalankan peraturan-peraturan yang sudah menjadi ketetapan menurut kemampuan yang ada pada kita.

Dalam beribadah mengandung beberapa hikmah yang sering kali tidak kita sadari. Antara lain ialah bahwa ibadah adalah sebagai manifestasi dan ucapan terima kasih kepada Allah, sebagai penciptanya yang ia lengkapi dengan bermacam-macam bahan kehidupan yang sesuai dengan pertumbuhan tubuhnya, demi kelangsungan hidup sepanjang masa, dalam hal itulah hak bagi manusia.

Implikasi hikmah yang terkandung di dalam sholat, inilah melatih diri kedisiplinan dan suatu pengekang hawa nafsu setan yang menyesatkan dan membahayakan atas reputasi hidup manusia dari segala noda yang menjijikan, bahkan sama dengan derajat binatang ternak apabila ia sudah menjadi budak hawa nafsunya yang kadang-kadang tanpa disadari berakibat buruk dan menimbulkan bermacam-macam kejahatan yang merusak jiwa manusia dalam perjalanan hidupnya.

Dan suatu hikmah lagi di dalam sholat, ialah dipandang dari segi Kesehatan bahwa beribadah itu dapat meningkatkan taraf kesehatan jasmani melalui gerakan-gerakan sedemikian rupa sehingga gerakan tubuh semacam itu tepat sekali untuk senam kesehatan. Menurut penyelidikan para ahli, bahwa setiap gerakan sholat mempunyai arti vital pada setiap anggota tubuh demi kesehatannya.

Sebagian ahli Kesehatan memberikan usulan, bahwa sholat itu mempunyai manfaat. Inilah sebagai rahmat tuhan yang dilimpahkan hamba-hambanya. Tetapi terkadang kebanyakan dari manusianya sendiri tidak mau menyadari apa arti karunia dan rahmat yang telah dilimpahkan itu, bukankah itu sebagai tanda bahwa Allah Maha Penyayang? Oleh karena itu, dapat kita tarik kesimpulan, hanya Islamlah satu-satunya agama yang mempunyai kelebihan atas bermacam-macam agama yang ada di dunia ini.

Satu hikmah ibadah lagi yang berhubungan dengan tugas perjuangan manusia hidup ialah zakat. Kenapa tuhan memerintahkan manusia supaya mengeluarkan seper-lima atau seper-sepuluh dari kekayaan yang didapatkan dari hasil tani misalnya? Sebagai responya, ialah karena menurut fitrahnya manusia, ketentraman keluarga atau negara adalah merupakan suatu tujuan yang harus dicapai.

Dalam hal ini tidak akan tercapai kecuali kalau bangsa atau masyarakatnya itu sendiri tercukupi segala kebutuhan hidupnya yang menjadi motif kebahagiaan masyarakat pada umumnya. Kebutuhan plus fasilitas hidup tersebut hanya dapat diperoleh dengan mengadakan ta’awwun. Si kaya harus mau membantu si miskin dalam segala tanggung jawab sosial, dalam hal ini zakatlah yang paling berperan dan berhasil.

Tuhan menetapkan hukum wajib zakat terhadap manusia karena sesuai dengan sifat Maha Rahmannya, yakni bahwa Tuhan tidak membiarkan manusia memakan harta yang tidak halal, yang dengan harta tidak halal itu ia akan menerima siksa yang sangat pedih diakhirat nanti. Sesuai dengan perintahnya seseorang yang tidak mengeluarkan zakat berarti ia telah memakan harta benda yang tidak halal berarti ia membuat hutang yang wajib dibayar. Jika ia tidak mampu membayarnya, maka  wajib membayarnya di akhirat nanti.

Orang kaya harus bersedia menyerahkan sebagian kecil dari kekayaannya yang diperoleh dari hasil usahanya sendiri, mengelola bumi karunia Tuhan demi ringannya tanggung jawab orang miskin yang memikul hidup keluarganya yang ia rasa sangat berat, karena hal itu bisa menimbulkan pengaruh yang cukup negatif dalam melaksanakan pengabdian kepada Allah SWT. Dengan demikian maka umat Islam yang sebagian besar terdiri dari orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan dapat tersalurkan bahan makanan dan dorongan usaha dari ilmuwan dan pengusaha, sehingga dalam melaksanakan tugas pengabdian dapat konsentrasi sepenuhnya kepada Allah SWT. Sampai disinilah umat Islam dapat melaksanakan dan memenuhi amanat Allah dalam tujuan dan perjuangan hidupnya.

Oleh: Devi Rahmawati
Penulis merupakan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang


Tags
SHARE