SHARE

Walikota Pekanbaru, Firdaus, S.T, M.T, Kepala Dinkes dr. Zaini Rizaldy Saragih Meninjau vaksinasi Massal di SMA Darma Yudha, Pekanbaru (ft: KMF)

Laporan : Wina

CARAPANDANG (PEKANBARU) - Hari ini Walikota Pekanbaru Firdaus ST MT luncurkan vaksinasi covid -19  untuk anak usia 6-11 tahun yang dipusatkan di sekolah Dharma Yudha. Vaksinasi sudah dimulai sejak berapa hari yang lalu.  Pemerintah Kota Pekanbaru menargetkan vaksinasi anak ini selesai pada Maret 2022 nanti.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih, Rabu (12/1/2022).

"Kita sudah memulai vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Kita targetkan vaksinasi ini bisa tuntas bulan Maret sebelum bulan puasa mendatang," jelasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, vaksinasi bagi anak-anak usia 6-12 tahun sudah diprogramkan sejak dua bulan yang lalu. Sejauh ini pelaksanaannya berjalan aman dan terkendali, selagi anak-anak yang divaksin sudah melalui proses pemeriksaan kesehatan.

“Vaksin untuk anak-anak usia 6-12 tahun sudah berjalan. Dan sejauh ini tidak ada laporan di Provinsi Riau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Indra Yovi, Selasa.

“Saat pelaksanaan vaksin bagi anak-anak di Bhayangkara bahkan di observasi oleh IDAI. Dan belum ada laporan efek samping dari vaksin bagi anak-anak. Masyarakat yang ingin anaknya divaksin silahkan, kalau ada yang tidak mau itu hak mereka,” tambah Indra.

Dokter ahli paru ini menyampaikan, jikapun ada orangtua yang menolak tentu akan ada konsekuensinya. Dimana saat ini mulai berkembang varian baru COVID-19 di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Namun dengan telah divaksin maka virus COVID-19 yang masuk tidak akan memberatkan pasien yang terkena COVID-19.

“Kalau ada orangtua yang menolak itu haknya. Tapi konsekuensinya anak akan mudah terpapar virus COVID-19. Apalagi akan datang pembelajaran sekolah tatap muka 100 persen, tentu akan berisiko terhadap anak yang tidak divaksinasi terpapar covid, dan akan menularkan ke orangtua dan keluarga yang juga belum divaksin,” kata Indra Yovi.

“Selain itu anak yang tidak divaksinasi sesuai aturannya tidak diperbolehkan sekolah tatap muka langsung. Pembelajaran secara online, tidak disamakan dengan anak yang sudah divaksinasi. Jangan sampai ada perbedaan,” katanya lagi.

Lebih jauh dikatakan Indra Yovi, tingginya progres vaksinasi di Provinsi Riau juga berdampak dengan semakin berkurangnya kasus terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi Riau. Bahkan kasus harian di Riau berada dibawah 5 kasus.

“Akibat vaksin ini kasus positif di Riau semakin menurun, dan kita bisa seperti ini. Kalau tidak divaksin tidak yakin kita. Sama halnya pada saat pelaksanaan vaksin pertama banyak yang heboh, dan sekarang semua berjalan lancar, dan kita merasakannya kasus berkurang,” kata Indra. (MCR)