SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Memang hampir tidak mungkin bagi Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, tidak memiliki destinasi wisata pantai yang memikat hati. Sebagai negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia menawarkan pantai-pantai memesona yang menunggu untuk dijajal, dan salah satunya adalah Pantai Burung Mandi di pulau Belitung. Dikelilingi oleh panorama alam yang menakjubkan, pantai ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari liburan yang menyenangkan di tengah keindahan alam.

Pantai Burung Mandi terletak di Desa Burung Mandi, Damar, Belitung Timur. Ada banyak versi tentang asal-usul nama Burung Mandi untuk pantai ini. Konon di daerah tersebut ada seorang sakti yang bernama Mermandi. Namanya pun diambil untuk menamai area tersebut. Versi lainnya disebut bahwa karena banyak burung yang sering bermain di pantai. Apapun namanya, pantai ini patut dikunjungi karena pemandangannya yang istimewa.

3-Patung-burung-bangau-yang-menjadi-maskot-Pantai-Burung-Mandi-berada-di-halaman-depan-Pantai-Burung

Keistimewaan Pantai Burung Mandi

Keindahan alam Pantai Burung Mandi sedikit berbeda dengan pantai-pantai di Belitung pada umumnya yang seringkali memiliki formasi bebatuan granit. Pantai Burung Mandi memiliki garis pantai sepanjang 2 kilometer, yang dipenuhi pasir berwarna putih kecokelatan, tanpa satu pun batu granit.

Pantai ini juga terletak di lereng bukit. Lokasinya ini menawarkan pemandangan gunung sebagai latar belakang pantai. Satu-satunya pantai di Belitung dengan pemandangan demikian. Jika berjalan ke arah barat pantai, dapat melihat pohon-pohon bakau yang memenuhi pulau dan sejumlah karang yang menjulang.

Pantai ini sudah dikenal oleh bangsa Eropa sejak abad ke-17. Bahkan, dari pantai ini, Belanda dan perusahaan asal Eropa melakukan penambangan timah secara diam-diam pada tahun 1770-1780 – sebelum akhirnya menyatakan menemukan timah di Belitung pada 28 Juni 1851.

Orang-orang Belanda dahulu mengenal Pantai Burung Mandi dengan sebutan Borom Mandi atau Burum Mandi. Ketika melakukan penambangan timah di sana, Belanda mendatangkan orang-orang Cina sebagai pekerjanya. Keberadaan para pekerja dari Cina ini ditandai oleh kehadiran Vihara Budhayana Dewi Kwan Im yang letaknya tidak jauh dari pantai ini.

Halaman :
Tags
SHARE