SHARE

Istimewa

CARAPANDANG -   PMKRI Kapuas Hulu Santo Yohanes Don Bosco, Regio Kalimantan Barat menilai pernyataan Edy Mulyadi menggempur eksistensi keberagaman, merusak sendi-sendi harmoni bangsa dan memicu konflik horisontal. 

Yohanes Belen Wuwur selaku  Ketua Presidium PMKRI Kapuas Hulu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/1) mengatakan bahwa dirinya sangat kecewa atas pernyataan yang disampaikan oleh Edy Mulyadi. 

"Sebagai warga negara yang menjunjung tinggi kebaragaman kita pasti kecewa mendengar narasi yang dilontarkan Edy Mulyadi kerena sangat frontal menggempur eksistensi keberagaman, bahkan sudah mengarah pada upaya merusak sendi-sendi harmoni bangsa yang memicu konflik horisontal," ujarnya. 

Menurutnya,   tidak bisa dipungkiri bahwa provoksi berkonten SARA akan selalu menjadi persoalan sangat sensitif bagi masyarakat.

"Sejak dulu, kini dan di masa yang akan datang, isu yang berkaitan dengan SARA akan selalu sensitif karena masyarakat Indonesia sangat beragam," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan  Germas PMKRI Kapuas Hulu,  Rosinta yang sangat menyesalkan pernyataan Edy Mulyadi. Menurutnya pernyataan Edy bahwa Kalimantan sebagai tempat Jin buang anak sangat tidak sopan.  Dan apa yang dia sampaikan tidak sesuai dengan data dan analisis.   

"Pernyataan saudara Edy Mulyadi tentang pemindahan ibukota ini sungguh kritik yang sangat receh.  Bahkan tidak mengedepankan etika dalam berpendapat di ruang publik. Pernyataan yang tidak sesuai dengan data dan analisa, hanya ingin tenar atau bisa saja karena ada kepantingan-kepentingan tertentu yang kemudian mendorong untuk menghalalkan segala cara untuk mecapainya," katanya. 

Germas PMKRI juga mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan pernyataan Edy Mulyadi dan harus menyikapinya dengan bijak. 

"Masyarakat jangan sampai terpancing dengan narasi yang diciptakan untuk membuat situasi semakin panas. Sebagai masyarakat Kalimantan wajar jika kita marah dan meminta keadilan terhadap pernyataan saudara Edy Mulyadi yang sudah jelas menghina masyarakat Kalimantan," katanya. 

Namun, lanjut dia sebagai penduduk yang kritis kita jangan mudah terprovokasi dengan pernyataan itu. Meminta keadilan tidak boleh ditunjukan dengan pernyataan minus etika seperti yang dilontarkan Edy. 

"Jika kita yang membalasnya dengan mencaci juga apa bedanya kita dengan dia. Sebaiknya kita sebagai masyarakat Kalimantan harus menunjukkan bahwa kita menyikapi hal seperti ini dengan cara yang baik, sesuai aturan dan taat hukum" tutup pemuda asal Kapuas hulu itu. 

Tags
SHARE