SHARE

Virgil Abloh sang Master Mind (istimewa)

Nama besar Abloh juga besar bahkan di luar dunia mode, mulai dari keset pintu Ikea yang bertuliskan "Keep Off" hingga botol sampanye Moet & Chandon dan air Evian.

Abloh sedikit mengurangi langkahnya pada 2019, dengan alasan masalah kesehatan, dan dia absen dari peragaan busana Off-White tahun itu.

Abloh menyuarakan pesan pesan inklusivitas dan fluiditas gender untuk memperluas popularitas label Louis Vuitton, menenun tema identitas rasial ke dalam peragaan busananya dengan pertunjukan puisi dan instalasi seni.

Dengan tujuan untuk menjangkau konsumen Asia yang dilandasi oleh pandemi virus corona, sang desainer mengirim koleksi setelan warna-warni dan pakaian luar rasa utilitariannya ke Shanghai musim panas lalu, ketika banyak label membatalkan peragaan busana.

Desainer tas tangan Kamerun Wilglory Tanjong mengatakan di Instagram, "Keberadaan Virgil Abloh begitu gemilang sehingga membuka jalan bagi desainer kulit hitam lainnya seperti saya. Dan untuk itu, saya selamanya bersyukur."

Abloh melakukan perjalanan ke Doha beberapa minggu yang lalu ketika Museum Qatar meluncurkan "Virgil Abloh: Figures of Speech," sebuah retrospeksi pertengahan karir. Pameran ini ditampilkan pada tahun 2019 di Museum of Contemporary Art di Chicago.

Abloh meninggalkan istrinya, Sannon, anak-anaknya Lowe dan Grey, saudara perempuannya, Edwina, dan orang tuanya, Nee dan Eunice. Menurut The New York Times, Abloh meninggal di Chicago.

"Selama lebih dari dua tahun, Virgil dengan gagah berani berjuang melawan kanker langka yang agresif, sarkoma (angiosarkoma) jantung," kata sebuah pesan yang diposting ke akun Instagram-nya. "Dia memilih untuk menanggung pertempurannya secara pribadi sejak diagnosisnya pada 2019, menjalani berbagai perawatan yang menantang, sambil memimpin beberapa institusi penting yang mencakup mode, seni, dan budaya."

Bagi Abloh, pakaian bukanlah sekedar garmen, melainkan totem identitas yang dapat dipertukarkan yang terletak pada hubungan seni, musik, politik, dan filsafat.

Dia adalah ahli dalam menggunakan ironi, referensi, dan kedipan kesadaran diri (ditambah dunia digital) untuk mengontekstualisasikan kembali yang sudah dikenal dan memberinya aura mata uang budaya.

"Semua yang saya lakukan adalah untuk versi saya yang berusia 17 tahun,” kata istrinya mengutip Abloh dalam sebuah unggahan Instagram. Dia sangat percaya, tulisnya, "dalam kekuatan seni untuk menginspirasi generasi mendatang."

Halaman :