SHARE

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Istimewa)

“Peneliti asal Jepang menyimpulkan bahwa revolusi society 5.0 akan menimbulkan ketidakpastian kompleks dan ambigu. Ketidakpastian dalam arti ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi tradisi. Ambigu, sendiri berarti terjadi dua dunia, dunia lama dan baru dalam satu titik yang semakin tidak jelas,” kata Muhaimin menjelaskan.

Gus Muhaimin yang juga Ketua Umum DPP PKB, di Jakarta mengatakan dampak revolusi society 5.0 sudah sangat terlihat. Anak-anak muda tidak lagi bertetangga, tidak berkomunikasi, dan tidak bertemu melalui fisik, tetapi lebih bertangga melalui handphone.

Muhaimin mengakui jika menghubungi anak-anak saat ini sangat susah melalui telepon ataupun Whatsapp (WA). Lebih cepat melalui pesan Instagram, karana di WA belum tentu satu jam dibalas, tapi kalau lewat DM Instagram, mereka bertetangga.

“Sosial media bukan menjadi nilai tambah malah menjadi nilai tak berarti. Semua harus lebih efisien, cepat, dan murah,” kata Muhaimin.

Sementara itu, Ketua Fasatri Hindun Anisah menyoroti kehadiran pesantren putri yang lebih digdaya dengan melek teknologi. Dengan memahami teknologi, maka ruang perjuangan santri semakin baik, terutama santri perempuan.

“Digitalisasi sejalan dengan pesantren,” tutur Pimpinan Pondek Pesantren Hasyim Asy’ari, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah.

Halaman :