SHARE

Foto: Antara

Tantangan

Dari 34 provinsi di Indonesia, sembilan provinsi masuk dalam kategori aktifitas literasi sedang (angka indeks antara 40,01 sampai 60,00), 24 provinsi atau 71 persen masuk kategori rendah (20,01 – 40,00) dan satu provinsi masuk kategori sangat rendah (0 sampai 20,00 persen).

Lima provinsi teratas dengan indeks literasi membaca tertinggi ditempati oleh DKI Jakarta 58,16 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 56,20 persen, Kepulauan Riau 54,76 persen, Kalimantan Timur 46,01 dan Bali 44,58 persen.

Lalu tiga provinsi terbawah ditempati Papua 19,90 persen, Papua Barat 28,25 persen, Nusa tenggara timur 29,83 persen.

Peningkatan indeks literasi dihadapkan pada beberapa tantangan, di antaranya adalah keterbatasan bahan bacaan menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya indeks literasi budaya membaca.

Sehingga mayoritas daerah indeks budaya literasinya masuk dalam kategori rendah dan sedang, belum mencapai kategori tinggi atau bahkan sangat tinggi (persentasenya 60,00 – 100 persen).

Data Perpustakaan Nasional menyebut jumlah bahan bacaan perpustakaan umum daerah hanya 22.318.083 eksemplar. Jumlah itu bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mencapai 268 juta orang, sangat kurang yakni rasio perbandingannya 0,098 persen.

Karena  itu, menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah pusat dan daerah bagaimana menciptakan solusi menyelesaikan hal tersebut dengan istilah hulu-hilir literasi.

Artinya, bagian hulunya dulu yang dikuatkan, baru bisa menyentuh hilir literasi (indeks literasi budaya baca).

Halaman :