SHARE

Ilustrasi

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Pungkas B Ali mengatakan hasil survei 2021 angka stunting di Indonesia mencapai 5,33 juta balita, balita kurus mencapai 1,55 juta balita, dan obesitas 28,8 persen pada usia dewasa 18 tahun ke atas.

Ia mengatakan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Dampaknya akan sangat luas terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

"Stunting dapat mempengaruhi kemampuan intelektual dan fisik anak. Dalam jangka panjang juga menimbulkan dampak gangguan metabolik ada risiko individu saat dewasa mengalami stroke, diabetes dan jantung," katanya.

Ia mengatakan stunting terjadi hampir di seluruh wilayah dan di seluruh kelompok sosial ekonomi sehingga menjadi beban ganda permasalahan gizi di Indonesia.

Selain itu, prevalensi obesitas pada usia dewasa 18 tahun ke atas semakin meningkat dan target 2024 diharapkan tidak meningkat dari 21,8 persen.

"Faktor risiko obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik serta konsumsi buah sayur, serta tingginya konsumsi gula, garam, lemak," katanya.

Obesitas dapat dicegah melalui upaya promotif dan preventif dengan pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), demikian Pungkas B Ali.

Halaman :