SHARE

Ilustrasi (istimewa)

Hal ketiga adalah satu kasus transmisi lokal yang dialami pelaku perjalanan Medan-Jakarta tanpa riwayat kontak fisik dengan pelaku perjalanan luar negeri.

"Artinya kita memasuki 'babak baru' di mana kasus varian Omicron bukan saja yang datang dari luar negeri atau berhubungan dengan itu seperti 67 kasus yang ada, tetapi juga sudah ada di masyarakat," katanya.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu menyarankan sejumlah tindakan yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi transmisi lokal.

"Tentu melakukan karantina pada pasiennya dan itu sudah dilakukan. Selanjutnya, melakukan telusur untuk mengetahui apakah ada kontak dari pasien yang juga sudah tertular dan kalau ada tentu perlu dilakukan karantina dan telusur selanjutnya," katanya.

Menurut Guru Besar Paru FKUI itu, penting untuk diketahui awal mula penularan dari transmisi lokal. "Jadi ditelusuri mundur ke belakang. Hal ini sangat penting karena dengan kita tahu siapa yang awal menulari maka dia dapat dikarantina dan dicek kemungkinan dia sudah menulari ke orang lain pula," katanya.

Kalau penular awal tidak ditemukan, kata Tjandra, maka berpotensi memicu angka penularan yang lebih besar di masyarakat.

"Secara umum memang jumlah test kita harus terus ditingkatkan, untuk mendeteksi mereka yang tidak ada gejala dari kemungkinan sudah terinfeksi Omicron dan berpotensi menulari kerabat di sekitarnya, termasuk kalau ada lansia dan komorbid yang tentu berpotensi sakit lebih serius," katanya.

Halaman :